Sempat Ditolak Warga Tahun 2012, Proyek JRSCA di Taman Nasional Ujung Kulon Kembali Dilanjut

- Rabu, 8 Desember 2021 | 16:15 WIB
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau BTNUK, Anggodo saat menjelaskan terkait proyek JRSCA./Akarsari.com
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau BTNUK, Anggodo saat menjelaskan terkait proyek JRSCA./Akarsari.com

Akarsari.com - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berencana melanjutkan proyek Javan Rhino Study and Conservation Area atau JRSCA di kawasan Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Proyek JRSCA di Ujung Kulon pada tahun 2012 sempat mendapat penolakan dari kalangan masyarakat. Sehingga proyek tersebut terpaksa ditunda untuk melengkapi dokumen pembangunan JRSCA.

Alasan BTNUK kembali melanjutkan pembangunan JRSCA untuk meningkatkan populasi Badak Jawa cula satu di Ujung Kulon. Pembangunan JRCA ini bakal menghabiskan lahan sekitar 5.000 hektar.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan dan Penggiat Pariwisata Berkomitmen Dukung Geopark Ujung Kulon Melalui Geopark Youth Forum

Kepala Balai TNUK Pandeglang Anggodo mengatakan, saat ini rencana pembangunan JRSCA baru tahap penyusunan dokumen oleh Institut Pertanian Bandung (IPB).

"Dokumen JRSCA sudah disusun oleh IPB untuk dikirimkan ke UNISCO. Sehingga proyek JRSCA bisia segera dilaksanakan," kata Anggodo, Rabu 8 Desenber 2021.

Menurut dia, pembangunan JRSCA yang dilakukan untuk menjaga habibat badak Jawa agar populasinya berkembang. Karena dalam pengelolaan badak jawa terpusat di satu titik, yakni di kawasan JRSCA.

Baca Juga: Mengintip Populasi Badak Jawa di Ujung Kulon pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2021

"Sehingga manajemen pengelolaannya bisa lebih intensif. Seperti badak ini nanti bisa dikawinkan dengan dibantu oleh tenaga-tenaga ahli, dan mendapat pengawasan," kata Anggodo,

Anggodo menerangkan, pembangunan JRSCA nantinya akan mengutamakan habitat badak Jawa yang masih produktif.

"Tidak semua badak yang masuk ke kandang. Minimal diambil sepasang jantan dan betina yang terbaik, yang akan dimasukkan di JRSCA. Supaya bisa menghasilkan badak-badak yang berkualitas, dan anak-anak badak yang dihasilkan lebih bagus," terangnya.

Baca Juga: Banjir Rob di Pandeglang Surut, Ratusan Pengungsi Pulang ke Rumah Masing-masing

Dia menilai, dokumen JRSCA salah satu syarat dari UNESCO karena TNUK sudah ditetapkan sebagai taman warisan dunia. Melalui pembangunan JRSCA populasi badak Jawa mendapatkan perawatan lebih baik.

"Paling tidak populasi badak lebih aman dan terlindungi," ungkapnya. ***

Halaman:

Editor: Atiah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X