Akarsari.com - Sejumlah nelayan bagan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, memutuskan berhenti melaut karena cuaca ekstrem.
Saat cuaca ekstrem kondisi ombak di laut cukup tinggi. Sehingga membuat nelayan kesulitan mencari ikan dan lebih memilih berhenti melaut untuk sementara waktu.
Kondisi cuaca ekstrem sudah hampir sebulan dirasakan oleh nelayan. Untuk menghindari resiko terjadi kecelakaan laut, sebagian nelayan juga sudah manarik bagan mereka ke darat.
Baca Juga: Aktor Rony Dozer Meninggal Dunia di Usia 46 Tahun, Kena Selulitis atau Santet?
Rohman seorang nelayan mengatakan, kondisi cuaca ekstrem yang setiap tahun terjadi ini membuat nelayan kewalahan. Musababnya, para nelayan kehilangan mata pencaharian.
"Ya kalau enggak melaut pasti menganggur. Mau cari kerja di darat sulit, apalagi bagi nelayan yang sudah tua. Kondisi ini membuat kami kebingungan," kata Rohman, Jumat 12 November 2021.
Meski demikian, menurut Rohman sudah ada sebagian nelayan memilih mencari pekerjaan ke kota meninggalkan anak dan istrinya. Ia berharap cuaca ekstrem tidak berlangsung lama.
"Mudah-mudahan enggak berlangsung lama cuaca ekstremnya," pungkasnya.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem berlangsung sampai Januari 2022.
Artikel Terkait
Perkiraan Cuca dan Gelombang Tinggi BMKG, Sabtu 30 Oktober 2021 Wilayah Selat Sunda Bagian Barat
Waspada! BMKG Prediksi La Nina Terjadi di Banten Akhir Tahun 2021 Sampai Februari 2022
Mengenal Fenomena La Nina yang Diprediksi BMKG Bakal Terjadi di Banten Akhir Tahun 2021
Gelombang Tinggi Mencapai 4 Meter di Perairan Lampung 9 November 2021, BMKG Berikan Peringatan Dini
Peringatan Gelombang Tinggi BMKG tanggal 9 Sampai 10 November 2021 Masyarakat di Pesisir Diminta Waspada